Pukul 6.00 Kamar berukuran 2,5 x 2,5 m
“Baju, OK!”
“Underwear, OK!”
“Motor, kondisi Fit, bensin penuh, OK!”
“Saatnya berangkat!!!”
Segera ku selempangkan tas ransel besar yang baru kemarin ku beli ke pundak kurusku dan membuka pintu kamar yang penuh dengan bercak tinta. Beberapa langkah dari pintu kamar, aku dipergoki ibu tercinta yang menatap heran barang bawaanku yang tergolong banyak.
“Kamu mau kemana pagi-pagi begini, Ren?”
Aku hanya nyengir dan dengan cepat memasang sepatu yang sudah ku siapkan di depan pintu rumah.
“Mau touring. Do’ain aku sehat ya, Ma” secepat kilat aku menyalami ibuku tercinta dan segera menjalankan sepeda motorku keluar dari pekarangan rumahku. “Bye…!”
“Ren! Tunggu! Touring?! Kemana?! Sama siapa?! Ren…!”
Teriakan ibuku dibelakang tak bisa menghentikan langkahku dan ambisiku yang sudah di depan mata ini.
GUYS… I’m coming…!!!
Pukul 7.00 Pelataran parkir GOR
“Ok, guys. Semuanya sudah datang kan?” seorang pemuda berbadan tegap yang mengenakan setelan kaos oblong dan jeans belel bertanya pada kami yang sedang bercanda.
“Si Airin belum datang, Bram” Tora yang berperawakan kurus tinggi segera menjawab pertanyaan si kaos oblong yang bernama Bram sambil sesekali melihat pintu masuk parkiran GOR.
“Eh? Airin? Tu bocah juga ikut? Emang dibolehin Bonyok-nya?” aku segera bertanya dengan nada kaget bercampur heran. “Gue gak mau diserang lagi sama Bapaknya yang sangar gara-gara dikira bawa kabur anak gadis orang” tambahku berang.
“Katanya sih dia pengen ikut kita-kita. Dari gayanya sih dia semangat banget” jawab Yana sambil memandang kaca spion motorku dan memencet-mencet jerawat di hidungnya.
“Ya udah kita tunggu Airin 5 menit lagi. Kalau dia nggak datang juga, kita tinggal” Bram memerintahkan kami.
Aku dan anak-anak yang lain menggerutu tapi tetap patuh pada perintah Bram yang memang diserahi tangung jawab memimpin rombongan kami.
Beberapa saat kemudian HP....
***
blom tau kelanjutannya mau kaya' apa.... ada yang punya ide???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar